17 September 2024

Cara Inovatif Budidaya Lobster Air Tawar

Oleh : Dimas Hadi Prasetyo.

Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Email : dimas.hadi21@mhs.uinjkt.ac.id

No Telepon : (+62) 813-1434-3751

 

Budidaya lobster air tawar sebenarnya terbilang cukup mudah dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Jenis seafood ini juga sangat laku di pasaran karena sehat dan rasanya yang enak. Selama masa pandemi, permintaan lobster air tawar untuk konsumsi domestik stabil antara Rp150.000 hingga Rp275.000 per kg, namun ekspor ke China dan Jepang terhenti karena kurangnya stok lobster.

Crayfish/crawfish atau dikenal juga sebagai lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu jenis krustasea dengan ukuran dan bentuk tubuh yang hampir mirip lobster air laut. Lobster ini memiliki kelebihan yang teknik budidayanya lebih mudah dibanding lobster laut, udang windu dan udang galah. Australia merupakan negara yang sukses membudidayakan benih lobster dan tak hanya pembesaran, namun juga pada pembenihan kembali.

Lobster air tawar sudah banyak dikembangkan pada skala akuarium atau kolam sebagai komoditi ikan hias dan ikan konsumsi, karena lobster ini memiliki keunggulan tidak mudah stres, tidak mudah terserang penyakit, dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat. Selama kebutuhan pakan, kualitas air dan kebutuhan oksigen terpenuhi, sehingga memiliki banyak potensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Adapun tatacara budidaya lobster air tawar sebagai berikut :

Wadah atau Media

Budidaya lobster air tawar yang sangat sederhana sehingga dapat dilakukan dengan lahan yang tidak terlalu luas. Lobster air tawar dapat dibudidayakan di kolam tanah, kolam semen, bak fiber atau akuarium, talang hujan, bahkan sistem EDU (External Density Unit) yang bertujuan memudahkan pembudidaya untuk memantau perkembangbiakan lobster. Penghematan ruang biasa dilakukan dengan cara menyusun akuarium menjadi beberapa tingkat sehingga tidak membutuhkan banyak tempat.

Kualitas Air

Sumber air yang bisa digunakan untuk memelihara Lobster air tawar adalah air tanah, air PAM dan air sungai. Pengukuran kualitas air dilakukan satu kali dalam seminggu. Hasil pengukuran pada pemeliharan induk adalah suhu sekitar 28, kolam pemijahan suhu berkisar 28, pada akuarium pengeraman 27 dan untuk bak pemeliharaan benih suhu berkisar 27. Suharjo (2003), menyatakan bahwa pada habitat aslinya lobster air tawar hidup dan tumbuh optimal pada suhu 26-30.

Pengendalian Hama

Hama yang ditemukan adalah ikan–ikan kecil seperti ikan mas, nila, lele, betutut, mujair dan sidat. Untuk mencegah masuknya hama ini maka dipasang saringan pada tiap saluran pemasukan dan pengeluaran air. Penyakit tidak ditemukan selama kegiatan praktik berlangsung namun kewaspadaan terhadap penyakit tetap dilakukan dengan tindakan–tindakan atau pencegahan seperti perendaman induk dalam garam dapur 10 gram yang telah dilarutkan sebelum induk dipijahkan.

Seleksi & Pemeliharaan Calon Induk

Seleksi induk dilakukan secara kasat mata dengan melihat bagian luar (morfologi) induk yaitu pada induk jantan umumnya terdapat tanda merah di bagian luar kedua ujung capit dan alat kelamin jantan pada kedua pangkal kaki jalan kelima berbentuk benjolan, sedangkan alat kelamin betina terdapat pada kedua kaki jalan ketiga berbentuk menyerupai benjolan tetapi lebih pendek dari alat kelamin jantan.

Pemeliharaan calon induk dapat dilakukan pada bak semen berukuran 2m x 1m x 1m dengan sistem selective breeding serta untuk mencegah adanya induk yang berasal dari hasil perkawinan sedarah, karena dari perkawinan sedarah akan menghasilkan lobster air tawar berkelamin ganda atau biasa disebut intersex dan menghasilkan pertumbuhan yang lebih lambat. Induk dipelihara secara terpisah berdasarkan jenis kelamin dan ukurannya. Pemisahan ini bertujuan untuk mengurangi kanibalisme dan menghindari terjadinya pemijahan alami secara tidak terkontrol.

Pemijahan Induk

Pemijahan dilakuan secara massal dengan perbandingan 3 : 5 (tiga jantan berbanding lima betina). Induk lobster air tawar yang sudah terseleksi ditebar dalam kolam pemijahan berukuran 6m x 1m x 4m. Dalam wadah pemijahan tersebut diberikan tempat persembunyian berupa pipa paralon. Jumlah dan ukuran tempat berlindung harus disesuaikan dengan jumlah dan ukuran induk. Lama waktu pemijahan selama 2 minggu. Masa pemijahan ditandai dengan terlihatnya telur di bagian abdomennya, selanjutnya induk betina di inkubasi ke wadah perawatan telur.

Pengeraman & Penetasan Telur

Pengeraman telur lobster air tawar dilakukan secara individu pada akuarium pengeraman dan penetasan yang berukuran 60x40x40 cm. Induk bertelur dipindahkan dengan cara diangkat secara bersamaan dengan tempat persembunyiannya (pipa paralon). Pemindahan induk bertelur ini dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu induk tersebut. Jarak lokasi antara tempat penampungan induk bertelur atau kolam pemijahan dengan ruangan pengeraman tidak terlalu jauh, yakni kurang lebih 150 meter. Pengeraman berlangsung selama 40–47 hari sejak bertelur sampai penetasan telur dengan fase–fase perkembangan telur.

Pemeliharaan Benih

Pemeliharaan benih lobster air tawar yang beratnya 20 g s/d 25 g dipelihara dengan kepadatan antara 1-50 ekor/m2 . Dilihat dari tingginya kepadatan benih yang ditebar maka banyak benih yang mati karena terjadi kanibalisme antar benih pada saat benih sedang moulting. Benih yang baru menetas dipelihara dalam kolam penetasan selama 10 hari. Selanjutnya benih dipindahkan ke kolam pendederan untuk dipelihara selama 2 bulan. Usahakan juga agar benih tidak terkena langsung panas matahari, karena benih masih sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Setelah berumur 8 – 15 hari benih sudah mulai berbentuk seperti lobster dewasa yang memiliki cangkang kepala dan cangkang tubuh. Benih dapat diberi pakan tambahan setelah 1 minggu, berupa cacing sutra, tepung kacang, daging udang, atau pelet udang yang dihaluskan. Setelah benih lepas dari induknya, selanjutnya induk betina dipisahkan dari benih lobster ke wadah pemeliharaan induk, dan diberi pakan yang mengandung protein tinggi, sampai induk tersebut molting dan dapat dipijahkan kembali.

Pemanenan Benih

Panen dilakukan setelah benih berumur 4 minggu sejak menetas. Benih yang bisa dipanen dan dijual adalah benih yang berumur 70 hari dengan panjang 5 cm.

Menurut Iskandar (2003), lobster air tawar memiliki prospek yang cukup cerah dalam sektor perikanan. Selain mudah dibudidayakan, hewan ini bersifat omnivor, pertumbuhan cepat dan memiliki daya bertelur yang tinggi. Bila dilihat dari aspek teknis budidaya dan potensi pasar, lobster air tawar layak dikembangkan secara luas di masyarakat sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi dan tetap terjaga kelestariannya. Keberhasilan budidaya lobster air tawar sangat dipengaruhi oleh ketersediaan benih yang berkualitas.

Lahan yang seadanya dapat membantu memperkecil dalam permodalan untuk melakukan budidaya lobster air tawar, sehingga tidak perlu pembangunan sebuah lahan yang luas untuk dijadikan tempat budidaya lobster air tawar. Dari segi bisnis ini dapat dijadikan sebuah peluang untuk perkembangan dari budidaya lobster. Pemanenan dari pembesaran lebih cepat membuat waktu perputaran juga menjadi lebih cepat. Indonesia masih belum menjadikan lobster air tawar untuk dikonsumsi, sehingga lebih berpeluang untuk pasar ekspor.(*).

Loading

Bagikan:

Berita Terkait

error: