SUKAWANGI bekasitoday.com– Dinilai hanya mengada-ada, Studi Tiru yang dilakukan oleh Kepala desa dan staff, serta jajaran Badan Permusyawaratan Desa (BDP) se-Kecamatan Sukawangi, ke wilayah Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Dengan mengusung tema Peningkatan Kwalitas Penanganan dan Sarana Prasarana Pariwisata hanya “Mubazir”. Lantaran, Studi Tiru tersebut dinilai warga bertolak belakang dengan kondisi masyarakat yang sebagian besar adalah petani.
Seperti halnya yang dikatakan salah satu warga yang juga pemuda Kecamatan Sukawangi menurutnya, kegiatan yang dilakukan oleh kepala desa se-Kecamatan Sukawangi yang katanya untuk Peningkatan Kwalitas Penanganan dan Sarana Prasarana Pariwisata, dinilai mengada-ada, karena wilayah Sukawangi yang membawahi tujuh wilayah desa belum atau tidak ada tempat Pariwisata.
“Lucu aja saya dengernya, wilayah kecamatan Sukawangi identik dengan wilayah pertanian, dan bukan wilayah Pariwisata, jadi kegiatan yang dilakukan oleh Kepala desa se-Kecamatan Sukawangi serta BPD saya kira hanya mengada-ada, “ujar pria yang juga aktif di organisasi kepemudaan ini ketika di hubungi melalui sambungan telepon, Selasa (23/5/2023).
Menurutnya, daripada untuk jalan-jalan yang katanya Studi Tiru ke Jawa Tengah, mending anggarannya di manfaatkan untuk membantu para petani di Sukawangi.
“Saya anggap kegiatan kepala desa dalam kegiatan yang katanya studi tiru tidak bermanfaat, dan mubajir, dari pada buang anggaran buat jalan-jalan mending duitnya buat membantu masyarakat petani, “jelasnya.
Diketahui, kegiatan Studi Tiru tersebut dilaksanakan selama 3 hari, dari tanggal 21 sampai tanggal 23 Mei 2023.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi baik dari Camat Sukawangi, maupun dari Kordinator kegiatan.(Nr).