15 September 2024

Lahan Sawah Kekeringan, Petani Tambelang Keluhkan Pasokan Air

TAMBELANG bekasitoday.com– Pasokan air tidak mencukupi untuk menyirami tanaman padi selama sepekan. Sejumlah petani di Desa Sukamaju, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi mengeluh terhadap pembagian air untuk pertanian di kawasan tersebut. Kekecewaan itu terjadi karena pasokan di hulu dengan hilir tidak sama, Minggu (10/9/2023).

Padahal, pengairan di kawasan itu hanya dilakukan dua kali selama sepekan. Untuk Selasa, pengairan dilakukan sepanjang hari, sementara itu pada Minggunya aliran hanya dilakuan setengah hari saja.

“Kalau seperti ini tanaman saya tidak bisa berkembang dengan baik, karena bidang sawah yang dimiliki tidak bisa terendam air dengan merata, “ujar Nurmin salah seorang petani di Desa Sukamaju.

Dirinya menilai kejadian tersebut karena pembagian air yang kurang merata. Pemilih lahan di dekat sumber bisa mendapatkan jatah air lebih banyak, sementara yang berada di bawah pasokannya sangat minim, sehingga berdampak terhadap perkembangan tanaman padi.

“Bagaimana mau rata, wong airnya banyak dialirkan di lahan-lahan yang ada di atas (di dekat sumber-red), “jelasnya.

Kekurangan air kata dia, itu berdampak terhadap perkembangan padi, untuk jatah pengairan Selasa, tidak mencukupi kebutuhan air hingga Minggu, karena selang sehari kondisi sawah sudah mengering.

“Harapannya pembagian air bisa lebih merata, sehingga tidak ada perbedaan antara satu petani dengan petani lainnya, “terangnya.

Hal senada juga diungkapkan, Anen Ketua RT Desa Sukamaju, menurutnya, pasokan air yang kurang mencukupi sangat berpengaruh terhadap panen yang dihasilkan demikian, hal tersebut belum bisa dilakukan terutama bagi petani yang letak sawahnya jauh dari sumber.

“Jatah hanya sisa-sisa air dari pemilik lahan di atas, “keluhnya.

Dia pun berharap ada kebijakan dari Pemerintah untuk membagi rata pasokan air ke petani.

“Selama ini, pembagiannya hanya pada jatah saluran irigasi, sedangkan untuk penyaluran ke sawah belum dilakukan pengaturan, “ungkapnya.

Sementara itu, Padih Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mengatakan, adanya pembagian air yang kurang merata. Di musim tanam ketiga, seluruh petani mengalami masalah yang sama, yakni minimnya pasokan air ke sawah.

“Ini kan musim kemarau, jadi debit air yang mengalir berkurang. Coba saat musim hujan, tidak ada petani yang mengeluh karena pasokan air, “ujarnya.

Dia menjelaskan, jatah irigasi sudah dibuat sedemikian rupa sehingga pasokan air bisa merata. Hanya saja, menurut Padih, kondisi di lapangan tidak bisa berjalan sesuai rencana, karena masing-masing petani saling berebut agar sawah mereka teraliri dengan merata.

“Kondisi saat ini yang dibutuhkan adalah saling pengertian, sehingga semua bisa berjalan bersama-sama, tanpa ada satupun yang merasa dirugikan, “ucapnya.(Asep).

Loading

Bagikan:

Berita Terkait

error: