BANDUNG bekasitoday.com- Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025, Prabu Foundation menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “Penguatan Nilai, Karakter Toleran, Pengawasan Media Sosial, dan Peran Keluarga serta Sekolah dalam Mencegah Radikalisme Anak Menjelang Nataru 2025”. Acara berlangsung di Shakti Hotel Bandung pada Rabu (3/12/2025) dan dihadiri sekitar 30 peserta dari berbagai instansi.
Kegiatan dimulai pukul 09.00 WIB, Lagu kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan pada pukul 09.25 WIB sebagai pembuka, Sambutan Ketua Umum Prabu Foundation, Asep Muhargono, menjadi pengantar sebelum sesi materi dimulai, Diskusi berlangsung hingga pukul 12.36 WIB.
FGD menghadirkan pembicara dari Kesbangpol Jawa Barat, Polda Jabar, Dinas Pendidikan Jawa Barat, Kementerian Agama, serta mantan narapidana terorisme. Beberapa poin penting yang disampaikan antara lain:
– Khoirul Naim (Kesbangpol Jabar): menekankan pentingnya memperkuat ketahanan masyarakat di era digital. Polarisasi dan intoleransi harus diantisipasi melalui sistem peringatan dini dan pemberdayaan masyarakat.
– AKBP Rumi (Polda Jabar): menyoroti pengawasan media sosial menjelang Nataru. Literasi digital, peran keluarga, dan sekolah menjadi kunci agar anak-anak tidak terpapar paham ekstrem.
– Roki Apris Dianto (mantan narapidana terorisme): berbagi pengalaman bahwa anak-anak sering menjadi target kelompok radikal karena mudah diarahkan. Pengawasan pergaulan dan aktivitas online sangat penting.
– Dr. Iwan Sanusi (Dinas Pendidikan Jabar): menegaskan pendidikan karakter sebagai benteng ideologis. Nilai Pancawaluya-cageur, bageur, bener, pinter, singer-harus ditanamkan sejak dini.
– Hari Teguh (Kementerian Agama): menekankan peran aktif masyarakat menjaga kerukunan, sikap saling menghargai, serta pengawasan konten digital untuk mencegah berkembangnya paham negatif.
FGD ini diharapkan menghasilkan strategi bersama dalam mencegah radikalisme pada anak dan remaja. Momentum akhir tahun yang kerap sensitif terhadap penyebaran paham ekstrem menjadi perhatian utama, sehingga kolaborasi lintas sektor dianggap penting untuk memperkuat harmoni sosial dan menjaga persatuan bangsa.(Nr).
![]()
