7 September 2024

Nelayan Pinggir Keluhkan Pengurugan Laut oleh Marunda Center

Inshot 20240518 082424892TARUMAJAYA bekasitoday.com– Proyek pengurugan laut yang tengah berlangsung di Kawasan Industri Marunda Center telah memicu berbagai tanggapan dari warga setempat. Banyak dari mereka mempertanyakan dampak lingkungan serta manfaat jangka panjang dari proyek ini.

Seperti halnya yang dikatakan, sejumlah nelayan di kawasan pesisir yang mengeluhkan pengurugan laut yang dilakukan oleh Marunda Center.

“Proyek pengurugan laut atau reklamasi tersebut dianggap merugikan mata pencaharian mereka yang bergantung pada hasil tangkapan laut, “ujar Samsur didampingi beberapa nelayan pinggir Tarumajaya, Jumat (17/5/2024).

Menurutnya, aktivitas pengurugan yang terus berlangsung mengakibatkan kerusakan pada ekosistem laut.

“Sekarang, hasil tangkapan kami menurun drastis. Banyak area yang dulunya kaya ikan kini menjadi dangkal dan tercemar, “terangnya.

Bukan hanya penghasilan yang terdampak, tetapi juga keberlanjutan kehidupan kami para nelayan.

“Kami tidak tahu harus bagaimana jika proyek pengurugan laut atau reklamasi ini terus berlanjut. Sudah banyak nelayan yang pindah profesi karena tidak bisa lagi mengandalkan laut, “katanya.

Meski demikian, para nelayan berharap Pemerintah turun tangan untuk menengahi masalah ini. Mereka mendesak agar ada evaluasi terhadap proyek pengurugan laut atau reklamasi dan perlindungan terhadap mata pencaharian mereka yang telah berlangsung turun-temurun.

“Dengan kondisi yang semakin kritis, para nelayan berencana untuk mengajukan petisi dan melakukan aksi protes dalam waktu dekat sebagai upaya untuk mempertahankan hak kami atas laut yang menjadi sumber penghidupan utama, “tukasnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Ormas Pemuda Pancasila PAC Kecamatan Tarumajaya mengatakan, proyek pengurugan laut ini dilakukan untuk memperluas kawasan industri Marunda Center yang ada di wilayah desa Pantai Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

“Kami sebagai warga Tarumajaya merasa khawatir terhadap potensi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan. Kami prihatin terkait dengan degradasi lingkungan, termasuk kerusakan ekosistem laut, dan hilangnya habitat alami, mata pencaharian nelayan pinggir, serta potensi peningkatan banjir akibat perubahan topografi wilayah yang disebabkan oleh proyek urug laut ini, “ujar Bagus, Sabtu (18/5/2024).

Menurutnya, proyek pengurugan laut ini harus dikaji ulang secara mendalam oleh para pihak.

“Kami tidak menolak pembangunan, tetapi kami menginginkan transparansi dan kajian lingkungan yang komprehensif agar tidak merugikan kami di masa depan, “terangnya.

Atas hal tersebut, kami telah menyurati Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawabarat tentang giat pengurugan laut yang dilakukan oleh pihak kawasan industri Marunda Center Tarumajaya.

“Kemarin tepatnya tanggal 14 Mei 2024, kami PP Kecamatan Tarumajaya telah melayangkan surat konfirmasi terkait kegiatan pengurugan laut ke DKP Jawabarat, apabila tidak ada jawaban, kami akan menyurati Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Instansi terkait tentang dugaan pelanggaran hukum yang terjadi di lokasi kegiatan tersebut, “tegasnya.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kawasan Industri Marunda Center, tentang kegiatan pengurugan laut di wilayah pesisir desa Pantai Makmur.(tim).

Loading

Bagikan:

Berita Terkait

error: