BABELAN bekasitoday.com– Kegiatan Jambore Ranting Kwartir Ranting Kecamatan Babelan tahun 2025 yang berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat (12/9/2025) hingga Minggu (14/9/2025), menyisakan polemik di tengah masyarakat. Pasalnya, usai kegiatan berakhir, lapangan Desa Buni Bakti yang menjadi lokasi utama jambore tampak dipenuhi sampah, mulai dari bambu, plastik, hingga tikar bekas.
Kondisi tersebut membuat area lapangan terlihat kumuh dan memicu berbagai kritik dari warga dan pemerhati lingkungan.
Salah satu suara lantang datang dari Kelompok Kerja Wartawan Babelan Utara. Wakil Ketua Pokja, Nurdin, menyayangkan minimnya perhatian panitia terhadap kebersihan pasca-acara.
“Saya yakin awalnya kondisi lapangan tidak ada sampahnya. Seharusnya pihak panitia mengembalikan kondisi ke semula, yang tadinya lapangan tanpa sampah, harus kembali tanpa sampah, “ujarnya.
Nurdin juga menyoroti adanya pungutan dari pihak sekolah yang mengirimkan peserta jambore.
“Informasi yang kami dapat, ada uang yang dibayarkan pihak sekolah hingga ratusan ribu rupiah untuk kapling tenda peserta jambore. Masa sudah membayar tapi meninggalkan kesan yang nggak bagus, sampah lagi, “tukasnya seraya mengatakan kejadian ini menyalahi kode etik Pramuka (cintai alam dan kasih sayang sesama manusia).
Sementara, dari pengakuan salah satu sekolah, mereka mengirimkan 2 regu saat kegiatan jambore di lapangan desa Buni Bakti kemarin.
“Untuk peregu, sekolah membayar iuran sebesar Rp.350.000, sementara sekolah mengirimkan 2 regu, regu laki-laki, dan regu perempuan, jadi sekolah mengeluarkan sebesar Rp.700.000 untuk 2 regu di kegiatan jambore kemarin, “ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak panitia sulit untuk dimintai konfirmasi terkait iuran dan keluhan tersebut. Warga berharap ada tindak lanjut dan evaluasi agar kegiatan serupa di masa mendatang tidak meninggalkan jejak negatif terhadap lingkungan.(Nr).
![]()
