Pencegahan Stunting dengan memasak?! emang bisa?
Penulis: Septia Catur Amalia Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Stunting terjadi bila tidak diimbangi dengan catch-up growth (tumbuh kejar) mengakibatkan menurunnya pertumbuhan, meningkatnya risiko kesakitan, kematian dan hambatan pada pertumbuhan baik motorik maupun mental.
Stunting merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di Indonesia, karena hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 37,2 %. Berdasarkan Pemantauan Gizi Tahun 2016, mencapai 27,5% sedangkan WHO memberikan batasan untuk stunting adalah < 20%. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan yang tidak maksimal dialami oleh sekitar 8,9 juta anak di Indonesia atau 1 dari 3 anak mengalami stunting.
Selain itu lebih dari 1/3 anak berusia dibawah 5 tahun di Indonesia tinggi badannya di bawah rata-rata. Kabupaten Karawang merupakan salah satu wilayah dengan angka cukup tinggi dalam kasus stunting. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang melaporkan jumlah penduduk wilayah yang mengalami stunting sebanyak 12 persen.
Selain itu jumlah penduduk wilayah Kabupaten Karawang lebih dari 2,2 juta jiwa. Dengan begitu warga yang mengalami permasalahan stunting di wilayah Kabupaten Karawang sekitar 264 ribu jiwa.
Namun, dari data yang diperoleh dari Tribun Bekasi bahwa pihak Pemerintah Kabupaten Karawang menargetkan penurunan angka stunting sebesar 15 persen pada 2023. Lalu dikatakan juga bahwa pada tahun 2021, Karawang sudah mengalami penurunan angka stunting sebesar 3,41 persen dengan angka sekarang mencapai 20,6 persen.
“Jadi saat ini Kabupaten Karawang masuk ke dalam kategori sedang” ungkap Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana (22/6/2022).
Untuk itulah, Program KKN Unisma Bekasi mengadakan kegiatan dengan tema “UNISMA Bekasi Bergerak, Bersinergi, Berkolaborasi dan Berekpansi Membangun Desa untuk Karawang Mandiri, Bermartabat dan Sejahtera” yang diselenggarakan di Dusun Karajan, Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Kabupaten Karawang.
Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya pencegahan dini terhadap stunting yang dilaksanakan sebagai bentuk tanggung jawab dan pengabdian masyarakat dari Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi.
Kegiatan ini sendiri merupakan Program Umum (Kelompok) gabungan dari kelompok 16, 17 dan 18 yang mana kegiatan ini terdiri dari observasi, perencanaan program dengan kader posyandu mengenai stunting, sampai pelaksanaan program pencegahan stunting melalui keseimbangan gizi.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2 September 2022 di Aula Kantor Desa Kutajaya yang diikuti oleh 20 orang ibu-ibu rumah tangga dan ibu-ibu kader posyandu beserta 9 anak-anak PAUD.
Pada kegiatan ini, para ibu diberikan edukasi mengenai pencegahan stunting mulai dari perkembangan stunting di Indonesia, pengertian stunting, edukasi gizi untuk mencegah stunting, sampai edukasi mencuci tangan yang baik dan benar untuk anak-anak PAUD.
Selain itu, ada pembagian hadiah menarik untuk para peserta yang berhasil menjawab kuis dengan benar.
Lalu program pencegahan stunting dilanjutkan dengan program individu dari Septia Catur Amalia selaku Mahasiswa Universitas Islam 45 Bekasi dari kelompok 16.
Program ini terdiri dari asesmen dan observasi masyarakat dengan pendekatan partisipatif, perancangan infografis Psikoedukasi Parenting untuk meningkatkan pengetahuan Ibu dalam mengoptimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan anak, dan pelaksanaan program Psikoedukasi Parenting dan masak bersama.
Kegiatan ini diikuti oleh 10 orang ibu-ibu dari Klub Jantung Sehat Desa Kutajaya dan 6 anak-anak. Dalam kegiatan ini difokuskan pada kegiatan masak dan makan bersama ibu-ibu senam beserta anak-anaknya.
Beberapa menu makanan yang disajikan berupa soto betawi dengan kuah susu yang dicampur dengan santan dan berbagai sayur-sayuran, lalu disajikan bersama kerupuk melinjo atau biasa kita sebut emping.
Selain itu kami juga menyajikan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) untuk anak-anak seperti sayur telur puyuh, nasi merah, dan juga puding buah naga sebagai makanan penutup.
Selain itu, kegiatan ini juga diselingi dengan sesi diskusi aktif dengan berbagai contoh sehari-hari dan pembagian poster infografis terkait Psikoedukasi Parenting dalam mengoptimalkan 1000 Hari Pertama Kehidupan anak.
Iip Holipah, selaku Penggerak Klub Jantung Sehat Desa Kutajaya menyatakan bahwa kegiatan pencegahan stunting ini sangat bermanfaat untuk calon ibu dan ibu yang sudah mempunyai anak.
“Alhamdulillah saya sangat senang selaku masyarakat desa kutajaya, karena telah mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari ade-ade mahasiswa KKN UNISMA tentang penyuluhan stunting dan memasak makanan yang bergizi agar kita sebagai orang tua memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak kita jangan sampai terkena stunting. Dan karena itu kita harus memperhatikan pola makan dan makanan bergizi pada saat hamil dan dilanjut pada saat anak mendapatkan asupan MPASI. Orang tua sangat berperan penting untuk memperhatikan si buah hati nya”. Ungkap Iip Holipah selaku Penggerak Klub Jantung Sehat Desa Kutajaya (04/09/2022).
Novi Yanti, selaku Kader Posyandu Balebat 2 Desa Kutajaya pun berpesan bahwa perlu adanya perhatian gizi untuk ibu hamil agar anak di dalam kandungan tetap sehat. []