Di tengah gempuran stigma negatif di Uganda, film dokumenter “Call Me Kuchu” (2012) hadir memberi inspirasi dan wawasan bagi komunitas minoritas di sana. Film ini tak hanya membuka mata kita tentang realita pahit yang mereka hadapi, tetapi juga mengantarkan kita pada kisah inspiratif tentang keberanian dan ketangguhan dalam memperjuangkan hak asasi manusia.
Film ini diarahkan oleh Malika Zouhali-Worrall dan Katherine Fairfax Wright, dengan fokus utama pada David Kato, aktivis kesetaraan hak ternama di Uganda. Penonton diajak menyelami keseharian David dan kawan-kawannya di Kuchu House, tempat perlindungan dan pemberdayaan bagi komunitas minoritas di Kampala. Lebih lanjut mengenai detail film dapat diketahui dari website: callmekuchu.com.
Di tengah diskriminasi dan kekerasan yang terus mengintai, film ini menyuguhkan momen-momen haru persahabatan, cinta, dan semangat untuk hidup. Kita melihat bagaimana David dan kawan-kawannya saling menguatkan, mendidik masyarakat tentang kesetaraan HAM dan memperjuangkan hak-hak mereka.
Salah satu momen paling menyentuh dalam film ini adalah ketika David Kato dibunuh secara brutal di rumahnya pada tahun 2011. Kematiannya yang tragis ini menjadi tamparan keras bagi komunitas minoritas di Uganda dan dunia internasional.
Namun, film ini tak hanya terpaku pada kisah tragis. “Call Me Kuchu” juga menunjukkan kegigihan para aktivis HAM di Uganda untuk bangkit dan melanjutkan perjuangan mereka. Kematian David Kato justru menjadi api semangat bagi mereka untuk melawan stigma dan diskriminasi.
Film ini tak hanya penting bagi aktivis komunitas minoritas, tetapi juga bagi siapapun yang ingin memahami tentang perjuangan hak asasi manusia. “Call Me Kuchu” adalah pengingat bahwa setiap orang berhak untuk hidup dengan bebas dan aman, tanpa terkecuali orientasi seksual mereka.
Call Me Kuchu memenangkan berbagai penghargaan di festival film internasional. Termasuk Teddy Award untuk Film Dokumenter Terbaik di Berlinale 2012.
Meskipun film ini tidak secara eksplisit mempromosikan LGBT, “Call Me Kuchu” menghadirkan realita kehidupan mereka dengan cara yang humanis dan menyentuh hati. Film ini mengajak kita untuk membuka diri dan memahami bahwa setiap orang berhak untuk diperlakukan dengan adil dan setara, regardless of their sexual orientation.
“Call Me Kuchu” adalah film dokumenter yang kuat dan inspiratif. Film ini tak hanya membuka mata, tetapi juga menggugah hati dan mendorong kita untuk ikut berjuang demi keadilan dan kesetaraan bagi semua.